cont'd..
Azan subuh yang berkumandang mengejutkan aku dari lamunan . Tidak disedari masa berlalu begitu cepat sekali. Kedengaran diluar suasana kelam kabut..bunyi kaca dan suara saudara mara hiruk pikuk di luar. Baru aku teringat, hari itu adalah kenduri walimahku setelah akad semalam. Aku tersenyum sendirian. Di manakah suamiku? Bilakah dapat aku menatap wajahmu duhai kekasih?
Di sini teduh hadir kukuh, Di kelopak cerah segala bunga, di pucuk-pucuk hijau segala rasa..
Alhamdullillah, kenduri berjalan dengan lancar hari itu. Ramai sungguh teman-teman yang hadir mengucapkan tahniah dan menyerikan lagi suasana. Aku sempat mencuri pandang ke arah suamiku. Itupun setelah disuruh oleh sahabatku. Mana tidaknya seorang di hulu, seorang ke hilir. Penat sungguh sanak saudara menyuruh kami berjalan berdua-duaan.
Sungguh aku tak mampu menahan getaran hatiku berada di samping seorang lelaki asing yang tak pernah kukenal mahupun kulihat! Namun hatiku pasrah dan menerima seadanya. Biarlah proses taaruf kami berjalan selepas ini. Dan insyaAllah kami akan mengenali keluarga besar masing-masing juga. Biarlah hari ini kami kelihatan seperti dua makhluk asing pun!
Mulai detik itu, kami melayari bahtera ini dengan keindahan dan kecintaan yang sebenar. Benarlah apabila syariat dipatuhi, manisnya pernikahan itu benar-benar dirasai. Di saat itu kisah cinta agung Khadijah r.a dan Muhammad saw kita selusuri. Betapa suburnya pohon cinta itu, akar-akarnya menghujam di hati, batangnya kukuh, rantingnya menjulang ke langit, daunnya rimbun, buahnya ranum,menaungi dan memberi kebahagiaan kepada sepasang jiwa.
Benarlah.. nyata pernikahan juga memerlukan keperluan emosional yang tinggi. Hubungan dua insan yang saling memahami, empati, toleransi dan motivasi. Perlunya ada penyelarasan dan keselarian emosi. Tambahan lagi ketika awal pernikahan, banyak saat-saat yang cukup terduga, oleh itu sabar dan iman harus diutamakan.
Penyelarasan ini tidak akan terjadi serta merta, seperti antena radio atau tv yang perlu diputar-putar untuk mendapat gelombang yang betul, maka penyelarasan antara dua jiwa ini juga memerlukan banyak percubaan. Ini akan terjadi sepanjang pernikahan kita hingga ke akhir hayat. Sabar dan syukur memudahkan kita memandang segala permasaalah kita dengan jiwa yang jernih..
Aku benar-benar bersyukur atas apa yang dianugerahkan padaku hari ini. Sungguh tidak ternilai cintaNya padaku..
' Ya Allah. dimana lagikah dapat ku temui cinta sejati.. kecuali pada cintaMu.. ke mana lagikah hati ini harus berlabuh.. kecuali pada kasihMu.. Jadikanlah hati yg lemah ini yaAllah.. tertambat kukuh hanya padaMU.. Aku mohon redha atas segenap keputusanMu kesejukan setelah matiku.. kenikmatan memandang wajahMu.. dan kerinduan untuk berjumpa denganMu.. Ampunilah diri ini yang tidak beharga Ya Allah .. Penuhilah kehinaannya dengan keindahan maghfirahMu'
Isi Khutbah Eidul Fitri 1439H / 2018M
6 years ago
0 comments:
Post a Comment